Senin, 23 November 2009

BUDIDAYA RUMPUT LAUT SERTA CONTOH ANGGARANNYA

Menuju Agromarinepolitan dengan Budidaya Rumput Laut
Rumput laut atau sea weeds sudah lama dikenal dan dibutuhkan oleh manusia. Bangsa Cina telah mengenal tumbuhan ini sejak tahun 2700 SM. Mereka memanfaatkannya sebagai sayuran dan obat-obatan. Masyarakat Indonesia memanfaatkan rumput laut sebagai obat gondok akibat kekurangan iodum sudah lama sedangkan bangsa Portugis yang datang ke Indonesia sekitar tahun 1292 yang memanfaatkannya sebagai sayuran.

Algae, demikian nama Latin untuk rumput laut, tumbuh dan tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia. Tumbuhan ini sangat dibutuhkan karena mengandung agar-agar, keranginan, pospiran dan furcelaran. Karena kandungannya itulah rumput laut banyak dijadikan bahan baku untuk berbagai industri seperti industri makanan, industri farmasi, dan industri kosmetik.
A. Biologi dan Ekologi Rumput Laut

Pertumbuhan dan dan penyebaran rumput laut sangat tergantung dari faktor-faktor oseanografi (fisika, kimia, dan pergerakan atau dinamika laut) serta jenis substrat dasarnya. Untuk pertumbuhannya, rumput laut mengambil nutrisi dari sekitarnya secara difusi melalui dinding thallusnya. Seperti umumnya pada alga jenis lain, morfologi rumput laut jenis Glacilaria disebut thallus (jamak: thalli), yaitu tidak memiliki perbedaan nyata antara akar, batang dan daunnya.
Perkembangbiakannya dilakukan dengan 2 cara yaitu secara kawin antara gamet jantan dan gamet betina (generatif) serta tidak kawin melalui vegetatif yaitu penyebaran spora yang terdapat pada kantong spora (carporspora, cystocarp) dan konjugatif yaitu melalui stek daripada thallus rumput laut.
Berdasarkan kandungan pigmennya, rumput laut dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu:
1) Rhodophyceae (ganggang merah)
2) Phaeophyceae (ganggang cokelat)
3) Chlorophyceae (ganggang hijau)
4) Cyanophyceae (ganggang biru hijau)
Beberapa jenis rumput yang bernilai ekonomi sejaka dulu sudah diperdagangakan yaitu Eucheuma sp., Hynea sp, Gracillaria sp., dan Gelidium sp. dari kelas Rhodophyceae serta Sargassum sp dari kelas Phaeophyceae.
B. Manfaat Rumput Laut
Manfaat rumput laut berdasarkan penelitian tercatat 22 jenis telah dimanfaatkan sebagai makanan. Di wilayah perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pulau Seram, Bali, Lombok, Kepulauan Riau dan Pulau Seribu diketahui 18 jenis dimanfaatkan sebagai makanan dan 56 jenis sebagai makanan dan obat tradisional oleh masyarakat pesisir.
Dari hasil studi tercatat sebanyak 61 jenis dari 27 rumput laut di Kep. Riau, Pantai Lampung, P. Jawa, P. Madura, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan beberapa beberapa di Kep. Maluku sudah terbiasa dijadikan makanan. Jumlah tersebut didominasi oleh 38 jenis dari 17 ganggang merah, 15 jenis dari 5 ganggang hijau dan 8 jenis dari 5 ganggang coklat. Dari 21 jenis ini telah dimanfaatkan sebagai obat.
Pemanfaatan kandungan agar agar dari rumput laut adalah:
1. Makanan dan susu (Ice cream, yoghurt, waper krim, cokelat susu, pudding instant)
2. Minuman (Minuman ringan, jus buah, bir)
3. Roti
4. Permen
5. Daging ikan dalam kaleng
6. Saus, salad dressing, kecap.
7. Makanan diet (Jelly, jam, sirup, puding)
8. Makanan bayi
9. Nonpangan(Makanan hewan, makanan ikan, cat, keramik, tekstil, kertas)
10. Farmasi dan kosmetik (Pasta gigi, shampoo, obat tablet, bahan cetak gigi, obat salep)
C. Persyaratan penting didalam budidaya rumput laut
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah kami lakukan, budidaya rumput laut Gracilaria dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
- Metode dasar (bottom method)
- Metode rawai (long line method)
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diketahui bahwa metode dasar (bottom method) di tambak merupakan metode yang paling efektif dan efisien dibandingkan dengan metode lain. Sehingga kami memilih rumput laut dari jenis Gracilaria yang sangat cocok untuk dikembangkan di tambak nganggur yang ada di pesisir Timur Sumatera Utara.
1. Budidaya rumput laut di tambak
Budidaya rumput laut di tambak merupakan salah satu cara pemanfaatan lahan tambak untuk memenuhi permintaan rumput laut dunia yang semakin meningkat, khususnya untuk jenis Gracilaria sp.
Budidaya rumpput laut ini di tambak memiliki lebiha banyak keuntungan bila dibandingkan budidaya rumput lau di laut. Keuntungan itu antara lain:
1. Rumput laut terlindung dari pengaruh alam yang kurang menguntungkan seperti ombak dan arus laut yang kuat.
2. Pengaturan ketinggian air mudah dilakukan
3. Terhindar dari ikan dan binatang liar yang memakan rumput laut seperti penyu dan ikan beronang.
4. Memungkinkan pemeliharaan rumput laut secara intensif dengan pemupukan
5. Kemudahan mengontrol kualitas air khususnya salinitas
6. Penjagaan keamanan di tambak lebih mudah dibandingkan di laut.
2. Pemilihan lokasi yang memenuhi syarat untuk budidaya adalah:
Lokasi yang baik yaitu masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut dengan maksud untuk memudahkan penggantian air didalam tambak. Saluran keluar masuk air cukup lancar dan tergantung kepada kondisi geografinya pada umumnya berjarak antara 300-5000 m dari pantai.
1. Dasar tambak berupa lumpur bercampur pasir.
2. Tambak yang ideal mempunyai saluran pemasukan dan pengeluaran air yang berbeda sehingga pergantian air tambak mudah dilakukan.
3. Salinitas air tambak berkisar antara 15-30 per mil.
4. Suhu air berkisar antara 20-30 derajat Celcius.
5. pH air berkisar 6-9
6. Kedalaman air tambak dapat diatur.
7. Kondisi air tidak terlalu keruh sehingga cahaya matahari dapt cukup menembus kedalam dasar air.
8. Bebas polusi, baik limbah industri maupun rumah tangga.
9. Akses menuju lokasi mudah dilalui alat transportasi.
10. Selain aspek teknis dan lingkungan, aspek sosial juga penting terkait dengan tingkat kesiapan dan respon masyarakat menerima teknologi
D.Penyediaan Bibit dan Pembibitan
Bibit yang baik diambil dari petani yang sudah membudidayakan rumput laut yang paling dekat dengan lokasi dimana akan dikembangkan budidaya Glacilaria. Hal ini berhubungan dengan tingkat kesegaran dan kematian bibit bila dibandingkan dengan mengambil bibit yang letaknya berjauhan dengan lokasi yang akan dikembangkan budidaya.
Sehingga apabila bibit diambil dari lokasi terdekat maka tingkat keberhasilan budidaya lebih besar atau dengan mendatangkan bibit dari lokasi jauh tetapi perlu 1-7 hari untuk proses adaptasi.
Ciri-ciri bibit yang baik adalah diambil dari tanaman yang relatif masih muda (usia 3-4 minggu) dan sehat, yang didapat dengan memotong/memetik dari rumpun tanaman yang sehat pula dengan panjang sekitar 5-10 cm sehingga perlu diperhatikan hal-hal sbb:
1. Thallus yang dipilih masih segar dan cukup elastis
2. Thallus memiliki banyak cabang dan pangkalnya relatif lebih besar dari cabangnya.
3. Ujung thallus warnanya lebih cerah.
4. Bila thallus digigit/dipotong terasa britel (getas)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membawa bibit ke lokasi lain yang jarakanya cukup jauh agar tidak terjadi kematian adalah:
1. Bibit diambil dari bagian yang paling muda.
2. Selama perjalanan bibit harus dalam keadaan lembab tetapi tidak boleh direndam.
3. Tidak terkena matahari langsung, air tawar/hujan, minyak/kotoran lainnya.
4. Usahakan lamanya waktu perjalanan jangan melewati 24 jam.

Cara pengepakan bibit:
1. Ambil kantong atau karung plastik
2. Masukkan bibit kedalamnya tanpa dipadatkan.
3. Ikat bagian atas dengan tali dan beri lubang di bagian atas.
E.Metode atau Teknik Penanaman
1. Tambak yang keadaan dan kualitas airnya sudah memenuhi syarat dibersihkan dari kotoran.
2. Tambak dikuras dengan mengeluarkan dan memasukan air laut pada saat pasang- surut sehingga air yang ada dalam tambak merupakan air segar (baru).
3. Bibit ditanam dengan cara menebarkannya secara merata di dalam tambak pada saat keadaan cuaca cukup teduh, yaitu pada pagi hari atau sore hari.
Pemupukan
Gracilaria juga memerlukan nutrisi pada pertumbuhannya seperti nitrogen, phosphat, magnesium dan kalium. Kualitas nutrisi air tambak berpengaruh terhadap penggunaan pupuk. Pada prinsipnya, empat minggu pertama, tanaman memerlukan lebih banyak nutrisi nitrogen, sedangkan dua atau tiga minggu sebelum panen tanaman memerlukan lebih banyak nutrisi phosphat.
Pemeliharaan/Perawatan
1. Pengawasan terhadap air tambak dilakukan 2-3 hari sekali khususnya terhadap ketinggian air dan salinitas air.
2. Untuk mempertahankan salinitas dan nutrisi baru, perlu dilakukan pergantian air 3-5 hari sekali pada saat surut dan pasang. Penggantian air pada musim kemarau dilakukan lebih sering dibanding musim hujan.
3. Menjaga kebersihan tambak dengan jalan membuang kotoran dan tanaman lain (rumput dan alga lainnya) serta melakukan perawatan pintu-pintu air, saluran air dan perawatan pematang tambak.
4. Pada awal penanaman sebaiknya ketinggian air tambak maksimal 50 cm sehingga sinar matahari dapat tembus sampai ke tanaman.
5. Jangan sampai tambak kekeringan kekeringan karena menimbulkan kematian rumput laut.


F. Budidaya Campuran/Polikutur
1. Selama budidaya rumput laut berlangsung petani wajib melalakukan budidaya polikultur atau mix-farming dengan ikan bandeng (milk-fish). Karena ikan bandeng membersihkan rumput laut dari tanaman lumut/algae hijau yang bisa menurunkan kualitas rumput laut.
2. Masukkan nener bandeng dengan padat tebar 1 ekor / 10 meter persegi dan benur udang windu dengan padat tebar 1-2 ekor /meter persegi. Bandeng akan aktif memakan Gracilaria ketika mulai beratnya 400 gram, sehinggga sebaiknya apabila bandeng berukuran 400 gram segera dipanen.
3. Budidaya campuran rumput laut gracilaria dengan ikan bandeng dan udang windu sudah merupakan usaha yang dikembangkan sedemikian rupa, dengan tujuan tidak hanya untuk menghilangkan algae hijau, akan tetapi sebagai upaya meningkatkan efisiensi lahan dan meningkatkan pendapatan.
G.Analisa Ekonomi dan Biaya
Secara ekonomis budidaya rumput laut di tambak lebih dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan nilai tambah bagi masyarkat pesisir Timur Sumatera Utara karena masyarakat akan dirangsang untuk memafaatkan lahan tambak nganggur untuk kesejahteraan keluarga melalui kegiatan budidaya rumput laut.
Ditinjau dari segi ekonomis, usaha budidaya rumput laut secara monokultur maupun polikultur dapat memberikan keuntungan yang cukup baik bagi masyarakat pesisir maupun investor, karena:
1. Biaya operasionalnya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan usaha lain
2. Usia panen yang singkat, 45 hari.
3. Belum adanya hama penyakit.
4. Belum adanya hama kaki dua yang melakukan pencurian
Beberapa analisis yang perlu diketahui dalam melakukan usaha budidaya di lahan kita hitung dalam 10 ha milik sendiri dan sudah ada rumput lautnya antara lain anggaran biaya permodalan, nilai hasil panen, perhitungan rugi laba.
Anggaran biaya permodalan setahun M1
Biaya gaji 4 orang kerja selama setahun
@ Rp700.000/bulan Rp 33.600.000
Pupuk = Rp 2.400.000
Pelampung untuk panen = Rp 500.000
Atap tepas dari bambu untuk alas menjemur rumput laut
Rp 1.000.000
Plastik penutup rumput laut di kala hujan
Rp 1.000.000
Biaya perawatan pematang
Rp. 10.000.000
Biaya transportasi
Rp120.000.000
Biaya lain lain yang tak terduga
Rp 15.000.000
Modal kerja di tahun pertama
Rp 183.500.000
Nilai hasil panen selama setahun H1

Hasil panen selama setahun dengan luas tambak sebesar 10 ha akan menghasilkan 240 ton kering dengan nilai harga rumput laut kering dengan kualitas yang baik Rp 5.000/kg menghasilkan Rp 1.200.000.000
Bonus insentif utk karyawan B1
Rp 100 /kg x 240.000 kg = Rp 24.000.000
Perhitungan rugi laba selama setahun RL1
RL1= H1- M1-B1
Rp 992.500.000
Permintaan dunia akan rumput laut sebenarnya sangat besar. Sebagai contoh untuk rumput laut yang mengandung agar-agar saja, dunia membutuhkan pasokan antara 180.000 - 200.000 ton setiap tahunnya.
Indonesia yang memiliki wilayah potensial untuk budi daya rumput laut seluas 1,2 juta hektare (DKP2003) seharusnya bisa menjadi pemasok utama dunia untuk rumput laut. Potensi itu tersebar hampir di seluruh kepulauan Nusantara, seperti di Sulawesi, Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Sulawesi, Maluku dan Irian. Dewasa ini ekspor rumput laut Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dunia hanya sebesar 13,1 % saja. Data yang kami terima dari DKP propinsi Sumatera Utara, lahan potensi untuk budidaya rumput laut Graacilaria seluas 70 ribu hektar.

Rabu, 28 Oktober 2009

BUDIDAYA RUMPUT LAUT
A. Latar Belakang
Rumput laut (sea weeds) yang dalam dunia ilmu pengetahuan dikenal sebagai Algae sangat populer dalam dunia perdagangan akhir - akhir ini.
Rumput laut dikenal pertama kali oleh bangsa Cina kira - kira tahun 2700 SM. Pada saat itu rumput laut banyak digunakan untuk sayuran dan obat - obatan. Pada tahun 65 SM, bangsa Romawi memanfaatkannya sebagai bahan baku kosmetik. Namun dengan perkembangan waktu, pengetahuan tentang rumput lautpun semakin berkembang. Spanyol, Perancis, dan Inggris menjadikan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan gelas.
Kapan pemanfaatan rumput laut di Indonesia tidak diketahui. Hanya pada waktu bangsa Portugis datang ke Indonesia sekitar tahun 1292, rumput laut telah dimanfaatkan sebagai sayuran. Baru pada masa sebelum perang dunia ke - 2, tercatat bahwa Indonesia telah mengekspor rumput laut ke Amerika Serikat, Denmark, dan Perancis.

Sekarang ini rumput laut di Indonesia banyak dikembangkan di pesisir pantai Bali dan Nusa Tenggara. Mengingat panjangnya garis pantai Indonesia (81.000 km), maka peluang budidaya rumput laut sangat menjanjikan. Jika menilik permintaan pasar dunia ke Indonesia yang setiap tahunnya mencapai rata - rata 21,8 % dari kebutuhan dunia, sekarang ini pemenuhan untuk memasok permintaan tersebut masih sangat kurang, yaitu hanya berkisar 13,1%. Rendahnya pasokan dari Indonesia disebabkan karena kegiatan budidaya yang kurang baik dan kurangnya informasi tentang potensi rumput laut kepada para petani.

B. Kandungan
Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah (Rhodophyceae) karena mengandung agar - agar, keraginan, porpiran, furcelaran maupun pigmen fikobilin (terdiri dari fikoeretrin dan fikosianin) yang merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak karbohidrat. Tetapi ada juga yang memanfaatkan jenis ganggang coklat (Phaeophyceae). Ganggang coklat ini banyak mengandung pigmen klorofil a dan c, beta karoten, violasantin dan fukosantin, pirenoid, dan lembaran fotosintesa (filakoid). Selain itu ganggang coklat juga mengandung cadangan makanan berupa laminarin, selulose, dan algin. Selain bahan - bahan tadi, ganggang merah dan coklat banyak mengandung jodium.

C. Manfaat
1. Agar - agar
Masyarakat pada umumnya mengenal agar - agar dalam bentuk tepung yang biasa digunakan untuk pembuatan puding. Akan tetapi orang tidak tahu secara pasti apa agar - agar itu. Agar - agar merupakan asam sulfanik yang meruapakan ester dari galakto linier dan diperoleh dengan mengekstraksi ganggang jenis Agarophytae. Agar - agar ini sifatnya larut dalam air panas dan tidak larut dalam air dingin.

Sekarang ini penggunaan agar - agar semakin berkembang, yang dulunya hanya untuk makanan saja sekarang ini telah digunakan dalam industri tekstil, kosmetik, dan lain - lain. Fungsi utamanya adalah sebagai bahan pemantap, dan pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan bahan pembuat gel. Dalam industri, agar - agar banyak digunakan dalam industri makanan seperti untuk pembuatan roti, sup, saus, es krim, jelly, permen, serbat, keju, puding, selai, bir, anggur, kopi, dan cokelat. Dalam industri farmasi bermanfaat sebagai obat pencahar atau peluntur, pembungkus kapsul, dan bahan campuran pencetak contoh gigi. Dalam industri tekstil dapat digunakan untuk melindungi kemilau sutera. Dalam industri kosmetik, agar - agar bermanfaat dalam pembuatan salep, krem, lotion, lipstik, dan sabun. Selain itu masih banyak manfaat lain dari agar - agar, seperti untuk pembuatan pelat film, pasta gigi, semir sepatu, kertas, dan pengalengan ikan dan daging.

2. Keraginan
Keraginan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-galaktosa dan L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1 - 4 glikosilik. Ciri kas dari keraginan adalah setiap unit galaktosanya mengikat gugusan sulfat, jumlah sulfatnya lebih kurang 35,1%.
Kegunaan keraginan hampir sama dengan agar - agar, antara lain sebagai pengatur keseimbangan, pengental, pembentuk gel, dan pengemulsi. Keraginan banyak digunakan dalam industri makanan untuk pembuatan kue, roti, makroni, jam, jelly, sari buah, bir, es krim, dan gel pelapis produk daging. Dalam industri farmasi banyak dimanfaatkan untuk pasta gigi dan obat - obatan. Selain itu juga dapat dimanfaatkan dalam industri tekstil, kosmetik dan cat.

3. Algin (Alginat)
Algin ini didapatkan dari rumput laut jenis algae coklat. Algin ini merupakan polimer dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk rantai linier panjang. Bentuk algin di pasaran banyak dijumpai dalam bentuk tepung natrium, kalium atau amonium alginat yang larut dalam air.
Kegunaan algin dalam industri ialah sebagai bahan pengental, pengatur keseimbangan, pengemulsi, dan pembentuk lapisan tipis yang tahan terhadap minyak. Algin dalam industri banyak digunakan dalam industri makanan untuk pembuatan es krim, serbat, susu es, roti, kue, permen, mentega, saus, pengalengan daging, selai, sirup, dan puding. Dalam industri farmasi banyak dimanfaatkan untuk tablet, salep, kapsul, plester, dan filter. Industri kosmetik untuk cream, lotion, sampo, cat rambut,. Dan dalam industri lain seperti tekstil, kertas, fotografi, insektisida, pestisida, dan bahan pengawet kayu.

D. Fungsi TON dalam Ekologi Rumput Laut
Rumput laut pertama kali ditemukan hidup secara alami bukan hasil budidaya. Mereka tersebar di perairan sesuai dengan lingkungan yang dibutuhkannya. Rumput laut memerlukan tempat menempel untuk menunjang kehidupannya. Di alam tempat menempel ini bisa berupa karang mati, cangkang moluska, dan bisa juga berupa pasir dan lumpur.

Selain itu rumput laut sangat membutuhkan sinar matahari untuk melangsungkan proses fotosintesa. Banyaknya sinar matahari ini sangat dipengaruhi oleh kecerahan air laut. Supaya kebutuhan sinar matahari tersedia dalam jumlah yang optimal maka harus diatur kedalaman dalam membudidayakannya. Kedalaman idealnya adalah berada 30 - 50 cm dari permukaan air.

Proses fotosintesa rumput laut tidak hanya dipengaruhi oleh sinar matahari saja, tetapi juga membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara ini banyak didapatkan dari lingkungan air yang diserap langsung oleh seluruh bagian tanaman. Untuk mensuplai unsur hara ini biasanya dilakukan pemupukan selama budidaya. Untuk membantu menyediakan unsur hara dalam jumlah yang optimal dan supaya cepat diserap oleh rumput laut ini, maka harus disediakan unsur hara yang sudah dalam keadaan siap pakai (ionik). Unsur hara ini banyak dikandung dalam TON (Tambak Organik Nusantara).

TON (Tambak Organik Nusantara), mengandung segala bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pertumbuhan rumput laut. Baik menyediakan unsur hara mikro lengkap, juga menyediakan unsur makro. Selain itu TON juga akan meningkatkan kualitas rumput laut, karena akan menurunkan tingkat pencemaran logam berat yang juga akan terserap oleh rumput laut. Jika logam berat ini tidak ada yang mengikat, maka akan ikut terserap dalam proses absorbsi unsur hara dari rumput laut, sehingga sangat berbahaya bagi konsumen. Dengan adanya TON, logam berat ini akan terikat dalam bentuk senyawa dan akan mengendap atau sulit terserap oleh proses absorbsi.

Pertumbuhan rumput laut juga dipengaruhi oleh jumlah oksigen terlarut (DO), salinitas (kadar garam) dan temperatur. Kandungan Oksigen selain dipengaruhi oleh gerakan air juga dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara. Sehingga TON juga sangat penting untuk menunjang ketersediaan oksigen di perairan. Temperatur ideal bagi pertumbuhan rumput laut adalah berkisar 200 - 280 C

Dengan tersedianya unsur hara dalam jumlah yang optimal dan kondisi lingkungan yang seimbang karena pengaruh TON, maka kualitas dan kuantitas bahan - bahan yang dikandung oleh rumput laut juga akan meningkat.

Selain itu, pemakaian TON untuk budidaya rumput laut juga akan membantu mengikat senyawa - senyawa dan unsur - unsur berbahaya dalam perairan. Senyawa - senyawa dan unsur-unsur ini jika teradsorbsi dalam sistem metabolisme rumput laut, akan mengganggu pertumbuhan rumput laut dan juga akan menurunkan kualitas hasilnya. Selain itu jika rumput laut ini akan digunakan untuk bahan makanan, akan sangat berbahaya bagi yang menkonsumsinya. Kandungan senyawa karbon aktif dari TON akan sangat membantu untuk mereduksi senyawa-senyawa dan unsur - unsur berbahaya tersebut.

E. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pemakaian TON (Tambak Organik Nusantara)
Dalam menjalankan budidaya rumput laut, pertama yang harus diperhatikan adalah pemilihan lokasi budidaya. Sebaiknya lokasi budidaya diusahakan di perairan yang tidak mengalami fluktuasi salinitas (kadar garam) yang besar dan bebas dari pencemaran industri maupun rumah tangga. Selain itu pemilihan lokasi juga harus mempertimbangkan aspek ekonomis dan tenaga kerja.

Budidaya rumput laut dapat dilakukan di areal pantai lepas maupun di tambak. Dalam pembahasan sekarang ini kita akan menekankan pada budidaya di tambak. Hal ini mengingat peran TON yang tidak efektif jika diperairan lepas (pantai). Untuk budidaya perairan lepas dibedakan dalam beberapa metode, yaitu :
1. Metode Lepas Dasar
Dimana cara ini dikerjakan dengan mengikatkan bibit rumput laut pada tali - tali yang dipatok secara berjajar - jajar di daerah perairan laut dengan kedalaman antara 30 - 60 cm. Rumput laut ditanam di dasar perairan.

2. Metode Rakit
Cara ini dikerjakan di perairan yang kedalamannya lebih dari 60 cm. Dikerjakan dengan mengikat bibit rumput di tali - tali yang diikatkan di patok - patok dalam posisi seperti melayang di tengah - tengah kedalaman perairan.

3. Metode Tali Gantung
Jika dua metode di atas posisi bibit - bibit rumput laut dalam posisi horizontal (mendatar), maka metode tali gantung ini dilakukan dengan mengikatkan bibit - bibit rumput laut dalam posisi vertikal (tegak lurus) pada tali - tali yang disusun berjajar.

Pemakaian TON dengan 3 cara di atas hanya dapat dilakukan dengan sistem perendaman bibit. Karena jika TON diaplikasikan di perairan akan tidak efektif dan akan banyak yang hilang oleh arus laut. Metode perendaman bibit dilakukan dengan cara :
1. Larutkan TON dalam air laut yang ditempatkan dalam wadah .
2. Untuk 1 liter air laut diberikan seperempat sendok makan (5 - 10 gr) TON dan tambahkan 1 - 2 cc Hormonik.
3. Rendam selama 4 - 5 jam, dan bibit siap ditanam.

Pemakaian TON akan sangat efektif jika diaplikasikan dalam budidaya rumput laut di tambak. Cara budidaya di tambak ini dapat dilakukan dengan metode tebar. Caranya adalah sebagai berikut :
1. Tambak harus dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran.
2. Tambak dikeringkan dahulu.
3. Taburkan kapur agar pH-nya netral ( 0,5 - 2 ton per-hektar tergantung kondisi keasaman lahan).
4. Diamkan selama 1 minggu.
5. Aplikasikan TON, dengan dosis 1 - 5 botol per-hektar (untuk daerah - daerah yang tingkat pencemarannya tinggi, dosisnya ditinggikan), dengan cara dilarutkan dengan air dahulu, kemudian disebar secara merata di dasar tambak.
6. Diamkan 1 hari
7. Masukkan air sampai ketinggian 70 cm.
8. Tebarkan bibit rumput laut yang sudah direndam dengan TON dan hormonik seperti cara perendaman di atas. Dengan kepadatan 80 - 100 gram/m2.
9. Bila dasar tambak cukup keras, bibit dapat ditancapkan seperti penanaman padi.
10. Tidak perlu ditambah pupuk makro.

F. Pemeliharaan dan aplikasi TON (Tambak Organik Nusantara) susulan.
Selama budidaya, harus dilakukan pengawasan secara kontinyu. Khusus untuk budidaya di tambak harus dilakukaan minimal 1 - 2 minggu setelah penebaran bibit, hal ini untuk mengontrol posisi rumput laut yang ditebar. Biasanya karena pengaruh angin, bibit akan mengumpul di areal tertentu, jika demikian harus dipisahkan dan ditebar merata lagi di areal tambak.

Kotoran dalam bentuk debu air (lumpur terlarut/ suspended solid) sering melekat pada tanaman, apalagi pada perairan yang tenang seperti tambak. Pada saat itu, maka tanaman harus digoyang - goyangkan di dalam air agar tanaman selalu bersih dari kotoran yang melekat. Kotoran ini akan mengganggu metabolisme rumput laut. Beberapa tumbuhan laut seperti Ulva, Hypea, Chaetomorpha, dan Enteromorpha sering membelit tanaman. Tumbuhan - tumbuhan tersebut harus segera disingkirkan dan dipisahkan dari rumput laut agar tidak menurunkan kualitas hasil. Caranya dengan mengumpulkannya di darat. Bulu babi, ikan dan penyu merupakan hewan herbivora yang harus dicegah agar tidak memangsa rumput laut. Untuk menghindari itu biasanya dipasang jaring disekeliling daerah budidaya. Untuk budidaya di tambak di lakukan dengan memasang jaring di saluran pemasukan dan pengeluaran.

G. Pemanenan
Pada tahap pemanenan ini harus diperhatikan cara dan waktu yang tepat agar diperoleh hasil yang sesuai dengan permintaan pasar secara kualitas dan kuantitas.

Tanaman dapat dipanen setelah umur 6 - 8 minggu setelah tanam. Cara memanen adalah dengan mengangkat seluruh tanaman rumput laut ke darat. Rumput laut yang dibudidayakan di tambak dipanen dengan cara rumpun tanaman diangkat dan disisakan sedikit untuk dikembangbiakkan lebih lanjut. Atau bisa juga dilakukan dengan cara petik dengan memisahkan cabang - cabang dari tanaman induknya, tetapi cara ini akan berakibat didapatkannya sedikit keraginan dan pertumbuhan tanaman induk untuk budidaya selanjutnya akan menurun.

Jika rumput laut dipanen pada usia sekitar satu bulan, biasanya akan diperoleh perbandingan berat basah dan berat kering 8 : 1, dan jika dipanen pada usia dua bulan biasanya akan didapat perbandingan 6 : 1. Untuk jenis gracilaria biasanya diperoleh hasil panen sekitar 1500 - 2000 kg rumput laut kering per- hektarnya. Diharapkan dengan penggunaan TON (Tambak Organik Nusantara) akan meningkat sekitar 30 - 100 %.
Diposkan oleh Abror Yudi Prabowo di 23:33:00
4 komentar:

Anonim mengatakan...
Kami sangat tertarik pada budidaya rumput laut ini. Bisa disampaikan info jenis tali-tali yang digunakan. Bisa didpat dimana dan kisaran harganya. Tks
13:09

Anonim mengatakan...
brapasih harga rumput laut kering dan basah sekarang. karena saya tertarik dengan budidaya rumput laut jenis cottoni.
09:54

aas mengatakan...
gimana caranya dapt info yg lbh banyak tentang budidaya rumput laut???? klw mo kontak person kemana ya.....?
14:14

Salikin mengatakan...
Saya telah lama mendalami usaha budidaya rumput laut maupun pengolahannya terutama di sebagian besar wilayah NTB. Ayo kita berjuang mengembangkan terus budidaya rumput laut indonesia.
Salikin
Hp : 081917034058
09:47
Poskan Komentar
Link ke posting ini
teknik pertanian: teknis budidaya agrokomplek
teknis budidaya agrokomplek. dalam upaya meningkatkan produktivitas agrokomplek (pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan) di indonesia, kami telah menyediakan panduan teknisnya yang akan berguna sebagai pedoman pada saat ...
Diposkan oleh Berita dari gunung di 14:01
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Halaman Muka
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
















Usaha Budidaya Rumput Laut
Pengembangan usaha alternatif masyarakat melalui usaha budidaya rumput laut dilatar belakangi oleh dukungan potensi sumberdaya alam Kelurahan Sungai Pisang. Bentangan garis pantai serta pulau-pulau dengan dasar perairan berkarang dan berpasir serta dukungan perairan yang terlindung dan relatif tenang sangat menunjang dalam usaha budidaya rumput laut di kelurahan ini. Dukungan sumber daya manusia (masyarakat Sungai Pisang) yang sebagian besar adalah nelayan tradisional sangat berpeluang untuk mengembangkan jenis usaha alternatif ini. Dukungan pasar yang terus meningkat untuk komoditi ini juga menjadi latar belakang usaha alternatif ini dilaksanakan.
Sebelum Program PBM-COREMAP dilaksanakan di Kelurahan Sungai Pisang, kegiatan usaha budidaya rumput laut sudah pernah dilakukan. Kegiatan ini melibatkan pengusaha dari luar dengan modal dan pelaksanaanya langsung dikelola oleh pengusaha tersebut, sedangkan masyarakat hanya dilibatkan sebagai tenaga buruh. Panen pada saat itu tidak menunjukkan hasil yang cukup optimal dan dibawah hasil analisis usaha yang diperkirakan. Menurut informasi dari masyarakat kegagalan usaha saat itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya serangan hama ikan Beronang (Siganus. sp) yang cukup tinggi. Beberapa jenis bibit yang digunakan tidak menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang kurang baik. Disamping itu juga dalam operasional usaha kurang pengawasan dan keterlibatan masyarakat sangat rendah. Berdasarkan kendala tersebut kegiatan awal usaha alternatif budidaya rumput laut dalam Program PBM-COREMAP adalah kelayakan usaha baik kelayakan budidaya secara bio-ekologis maupun secara sosio-ekonomisnya.
Pelaksanaan kegiatan studi kelayakan usaha budidaya rumput laut bekerja sama dengan Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta Padang dan Dinas Perikanan Tingkat II Kodya Padang. Kegiatan budidaya ini juga akan melibatkan Tim Penggerak PKK Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan Pengusaha daerah yang bergerak dibidang pemasaran dan pengolahan rumput laut yaitu CV. Jawad & Co. Studi kelayakan dalam budidaya nantiya akan memberikan perlakuan pada jenis bibit yang digunakan, metode budidaya dan lokasi budidaya. Kelayakan ini juga akan melihat bagaimana sistem usaha ini dapat dijalankan dalam masyarakat serta bagaimana jaringan pemasaranya nanti.
Bibit rumput laut yang digunakan adalah Euchema serra sebagai prioritas utama dan Gracillaria sp dari jenis lain. Pemilihan bibit ini didasarkan dari hasil studi inventarisasi potensi sumberdaya pesisir dan perairan laut Kelurahan Sungai Pisang yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Universitas Bung Hatta (1998) dimana jenis rumput laut alami yang dominan ditemukan adalah Euchema serra. Lokasi budidaya dipilih berdasarkan dukungan ekologis dan efktifitas operasional usaha antara lain di Pulau Pasumpahan, perairan pantai, dan Pulau Setan. Sedangkan metode budidaya yang digunakan antara lain : (1) Metode dasar dengan cara berkebun (Bottom farm method), (2). Metode Lepas dasar dengan cara tali tunggal, (3). Metode Apung.
Pelaksanaan kegiatan studi kelayakan usaha budidaya rumput laut belum dapat dilaksanakan. Penundaan ini disebabkan oleh karena kegiatan masih lebih dikosentrasikan pada pengembangan Pulau Sironjong. Selain itu persiapan berupa pengadaan bibit tidak tersedia dilokalan sehingga harus didatangkan dari luar. Saat ini sedang dilakukan penjajakan untuk mendapatkan jenis bibit rumput laut yang diinginkan.
Kegiatan usaha budidaya telah mulai dilakukan pada bulan Maret 2000. Usaha budidaya rumput laut ini rencananya hanya baru sebagai percontohan. Untuk tahap awal kegiatan hanya dilakukan oleh satu (1) KK dengan jumlah rakit empat (buah) ukuran 5 x 2,5 m2 . Jenis rumput laut yang dibudidayakan adalah Euchema conthii.
Dalam perkembanganya kegiatan usaha budidaya rumput laut belum menunjukan hasil yang optimal. Pada awal budidaya rumput laut menunjukan hasil yang cukup bagus namun setelah dua minggu penebaran terjadi musim hujan dan bahkan beberapa buah rakit hilang dibawa arus. Disamping itu kegagalan budidaya ini juga disebabkan karena kurangnya perawatan dari si pengelola sehingga sering ditemukan rakit dalam kondisi kotor dan ditutupi oleh alga. Namun belajar dari pengalaman ini masyarakat masih tetap ingin melanjutkan usaha budidaya rumput laut. Untuk saat sekarang usaha budidaya akan dibantu dari dana APBD Kota Padang Tahun Anggaran 2000.
KECEMBURUAN VITA
Babak 1

ADEGAN 1
Disebuah kantin beberapa anak perempuan tampak sedang ngobrol. Satrio duduk diatas jok sepeda motornya.


Dewi : “eh siapa anak laki- laki itu ?”
Yuni : “ Nggak tahu tuh “
Anak- Anak Pr: “Wah, boleh juga tongkronganya “

ADEGAN 2

Tidak lama kemudian terjadi keributan di halaman sekolah

Febrian : “Hei,…. Loe Jangan sok jago disini ya!!”
Andi : “Hei bung, lebih baik eloe pergi dari hadapanku sebelum gue tebas eloe pake ini”(anak itu mengeluarkan sebilah pisau satrio tidak tinggal diam)
Rio : “ Iya betul sebaiknya kamu pergi sekarang juga”
Satrio : “Hei bung, jangan buat keributan disini”.
Andi : “He, loe jangan sok pahlawan ya!! Lebih baik kamu menyingkir!”
Satrio : “ Bung…. Kalian pikir Kalau melukai orang disini orang lain akan tinggal diam Kalian Bisa dikroyak dan dihakimi masal,Sadar bung Kalian bukan siapa- siapa disini dan saya baru melihat Kalian kali ini padahal saya setiap hari disini”. Simpan kembali pisaumu itu atau polisi akan datang kesini dan menangkapmu.
Andi : “ Iya. Saya akan menyimpanya”
Satio : “Oh ya kenalkan nama saya satrio”
Andi : “Nama saya andi dan ini teman teman saya namanya Rio dan febrian ”
Satrio : “ Andi,sebaiknya Kalian masuk kelas saja, teman – temanmu sudah masuk tuh !”(Gelisa) Wah, mana sih, sivita,lama amat nggak keluar –keluar ?”







ADEGAN 3

Dan dikantin, beberapa anak perempuan masi terlihat ngobrol

Dewi : “Wah berani juga, Anak laki –laki itu”
Yuni : “ Iya, ya padahal resikonya dia terakan kena tusuk loh”

Dewi : “ Sipa sih anak itu ?”
Yuni : “ Naksir nih? Kalau naksir ngomong, biar aku bilang kedia “
Dewi : “ nggak aku nggak naksir sama dia” ( Tidak lama kemudia muncul satrio,)
Yuni : “eh, Orangnya kesini tuh”
Anak- anak Pr : “ wah, ganteng juga, ya”
Satrio : “ Bu, Minta es cendolnya, haus nih!”
Ibu Kantin : “ Ya, mas Satrio”
Anak- anak Pr : “ Haus ya mas ?” kayaknya ada yang ditunguh nih ?”
Yuni : “ Mas,….dewi Naksir nih !”
Dewi : “ Apa- Apaan sih eloe,Yun nggak Ah !”
Yuni : “ Ala wi ….. eloe naksir dia kan? Ngaku aja deh!”
Dewi : “Ngaco loe, ah!”
Ibu Kantin : “Mas Satrio itu sedang menunggu pacarnya, neng”
Yuni : “Nah loe wi, ada saingan ya tuh, berani nggak?”

ADEGAN 4

Dihalaman sekolah, satrio tampak sedikit jengkel

Satrio : “Lama amat sih vit?”
Vita : “Tadi teman-teman pada ngumpul buat acara ulang tahunnya si ani, satrio!”
Satrio : “ Ya, tapi kamu kan bias ngomong dulu, jadi aku nggak nungguin lama disini”
Vita : “Kalau ngak mau nungguin aku ya udah, kenapa nggak pulang duluan aja” (Vita beranjak hendak meninggalkan satrio)
Satrio : “He, …….. ntar dulu, …….. aku belum selesai ngomong, nih”





Babak 2

ADEGAN 1
Keesokan harinya satrio pergi kesekolah si Vita, dengan tujuan untum meminta maaf kepada vita

Satrio : “Mana sih si Vita ? dari tadi dia belum keluar”
Dewi : “ Eh, ,Yun ada Sotrio tuh”
Yuni : “Eh, Iya, ayo kita kesana”
Dewi : “Hai, Satrio!”
Satrio : “Eh, kaliankan Anak –anak yang ada di kantin kemarin”
Yuni : “Oh iya memang betul, kenalkan nama saya yuni dan ini teman saya dewi
Satrio : “Kebetulan saya mau Tanya apakah kalian melihat si Vita?”
Dewi : “Enggak tuh, dari tadi kami juga tidak melihat dia”(dari kejahuan kristi dan teman perempuannya memperatikan Dewi dan Yuni
Kristi : “Hei lihat tuh Dewi dan yuni mereka pasti cari muka sama Satrio”
Sri : “ Benar tuh Pasti ada maunya”

ADEGAN 2

Tidak lamah kemudian vita pun keluar dari kelasnya dan dia melihat satrio bersama dewi dan yuni dan dia langsung menghampiri si satrio

Tina : “ Eh, lihat tuh! Si vitanya keluar
Sri : “Mana ?”
Tina : “Itu ,dari pintu kelasnya”
Yuni : “ Eh, itu sivitanya datang”
Vita : “ Oh, jadi kamu kesini hanya untuk bertemu mereka”
Satrio : “Eh, entar duluh aku mau ngomong masalah kemarin”
Vita : “ Kamu mau ngomong apalagi sama saya, semuah sudajelas kamu kesini bukan untuk menemui saya kan”
Dewi : “ Entar dulu vita, kamu salapaham tentang semua ini dia datang kesini hanya untuk menemui kamu”
Yuni : “ Iya, memang betul yang dikatakan si dewi”
Vita : “ kalian pikir saya percaya begitu saja, Kalian sukakan dengan satrio”(dan Vita pun meninggalkan satrio)




ADEGA 3

Sementara itu di dalam kantin terlihat andi dan kawanya merencanakan siasat untuk mecelakai satrio, karena tidak terimah dengan perkataan satrio

Andi : “Bagaimana kalau kita memukul Sisatrio setelah dia keluar dari halamn sekolah ini”
Rio : “Oke, Kita akan tunggu Sisatrio diluar halaman sekolah ini”
Febrian : “Sebaiknya kita cepat keluar dari halaman sekolah”
Andi : “ Mari kita pergi sekarang”




ADEGAN 4

Satriopun pergi mengejar sivita dan tiba- tiba andi dan temanya menghalangi satrio diluar lingkungan sekolah
Andi : “Hei Satrio, mau kemana kau”( Kemudian Rio dan Febrian menarik dan memegang kedua tangan Satrio)
Satrio : “Hei, mau apa kalian, apakah kalian tidak takut dengan perkataanku kemarin?”
Febrian : “ Justru karena itu, kami menahamu disini”( lalu dewi dan yuni datang)
Yuni : “ Hei Apa yang kalian lakukan terhadap satrio”(Melihat Dewi Dan Yuni datang Andi dan teman –temanya lari)
Dewi : “ Apakah kamu tidak Apa- apa ?”
Satrio : “ Iya, saya tidak kenapa-napa, Oh, Iya terima kasih Kalau tidak ada kalian mungkin saya suda babak belur mereka pukuli”
Yuni : “ Lain kali kalau kesi hatai –hati”
Satrioa : “ Iya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih”( Dan satriopun pergi)

Babak 3
ADEGAN 1
Ke Esokan harinya dewi menceritakan kepada si Vita bahwa Satrio ditahan Andi Dan temam- temanya
Dewi : “manaya si Vita?”
Yuni : Iya ya, Mungkin dia sudah masuk kelas”
Dewi : “Sebaiknya kita memberitahukan bahwa kemarin satrio dahadang oleh Andi dan teman- temanya”


Yuni : “ Itu Si vita baru datang!”
Dewi : “ Vit, ada hal yang harus kamu ketahui”
Vita : “ Apa yang harus Aku ketahui , tentang masalah kemarin?”
Dewi : “Memang ini tentang masalah kemarin, Bahwa si satrio dihadang Andi dan teman –temanya. Dan sebenarnya kami yang mendekati si Satrio dan bukan dia yang memangil kami kemarin untuk mendekatinya ”
Vita : “Jadi kemarin saya hanya salapaham tentang semua itu”

ADEGAN 2

Setelah mendengar perkataan dewi kemudian Vita mencari Andi dan teman-temanya dan dia menemukanya dikantin sekolah

Vita : “ Hei Andi, mengapa kalian menghadang satrio kemarin”
Andi : “ Memangnya kenapa? Kamu marah!”
Vita : “ Jelas saja saya marah! dia kan pacar aku”
Febrian : “ Oh, Jadi kamu tidak terima kalau kami mengganggunya, kalau begitu saya mau dia kesini dan tanyakan sama dia”
Vita : “ Baik, dia sebentar lagi akan sampai kesini”
Ibu kantin : “ eh, jangan buat keributan yah disini”
Vita : “Tenang saja Bu, kami tidak akan membuat keributan disini”

ADEGAN 3

Tidak lama kemudian satriopun datang kekantin sekolah si vita

Satrio : “ada apa vit? kamu memanggilku kesini”
Vita : “ Saya hanya mautanya sama kamu, apa benar kemarin kamu dihadang andi dan teman- temaya?”
Satrio : “Memang benar! tapi saya menganggap itu hal yang biasa, terjadi antara laki- laki”
Vita : “Semua suda jelas, saya ingin kalian minta maaf dengan satrio jika tidak, saya akan memperpanjang masalah ini sampai ke kepolisian karena ini sama demgan tindak kriminal”





Andi : “Baik! kami akan minta ma’af pada satrio. Satrio saya minta ma’af terhadap perbuatan kami kemarin” ( sambil menunduk pada saat meminta ma’af )
Satrio : “ Sudalah kejadia kemarin anggap tidak pernah terjadi, dan saya telah mema’afkan kalian”
Rio : “ terima kasih, kamu telah mema’afkan kami”

ADEGAN 4

Tidak lama kemudia Vita pun meminta ma’af kepada satrio
Vita : “ Aku mau minta ma’af sama kamu, atas kesalapahamanku terhadap kamu”
Satrio : “ Aku juga minta ma’af atas perkataanku tadi kepada kamu, kamu maukan? mema’afkan aku”
Vita : “iya saya memaafkan kamu ”
Satrio : “terima kasih kamu telah mema’afkan aku”
Vita : “ya, sama-sama”
Satrio : “ kalau begitu mari kita jalani hubungan kita seperti yang dulu”
Ibu Kantin : “ Nah Begitu Dong! kalau akur kan lebih bagus daripada berantem terus”

















TUGAS SENI BUDAYA
NASKA TEATER






















KELOMPOK 1 (SATU)
KELAS 2 BRL 1 ( BUDIDAYA RUMPUT LAUT)
Tahun pelajaran 2009 – 2010








NAMA DAN PERAN PEMAIN

Ilmu Pengetahuan alam

Interaksi Dalam Ekosistem

Pada suatu ekosistem, masing-masing organisme memerlukan makanan yang harus disediakan oleh habitatnya. Oleh karena itu, di dalam habitat tersebut dapat terjadi beberapa interaksi diantaranya adalah :

a. Interaksi antar-individu

• Individu-individu dalam populasi saling berinteraksi dalam berbagai kegiatan hidupnya, misalnya: perkawinan antara individu jantan dan betina. Ayam betina untuk menghasilkan telur memerlukan ayam jantan. Tanaman salak memerlukan tanaman salak lain untuk penyerbukan. Interaksi persaingan antara-individu disebut dengan kompetisi. Hubungan kompetisi terjadi karena keterbatasan faktor kebutuhan yang sama antara dua organisme atau lebih. Interaksi persaingan antara-individu dalam populasi disebut kompetisi intraspesifik. Kompetisi intraspesifik dapat berupa kompetisi langsung dan tak langsung.
•  Kompetisi langsung contoh perkelahian fisik misal terjadi akibat memperebutkan makanan.


Gambar: Kompetisi langsung dua serigala yang memperebutkan makanan disuatu wilayah.
•  Kompetisi tak langsung contoh terjadi perlombaan untuk memperoleh kebutuhan hidup sehingga mengakibatkan ada individu-individu yang hanya memperoleh kebutuhan hidup sedikit pindah ataupun kematian bagi individu lain


b. Interaksi antar-populasi
Di suatu habitat umumnya terdiri dari kumpulan berbagai populasi yang saling berinteraksi yang disebut komunitas. Hubungan antarorganisme tersebut dapat dikelompokkkan jedalam 3 jenis, yaitu :
• 1. Hubungan Parasitisme

 Di lingkungan, suatu organisme tertentu akan memangsa organisme lainnya sebagai sumber makanannya. Hubungan seperti ini dikenal dengan predatorime. Contoh kucing memakan tikus, beruang memakan ikan.


(a) (b)
Gambar: Contoh hubungan Predatorisme yang terjadi di alam, seekor beruang memangsa ikan dan seokor zebra di makan oleh beberapa harimau untuk memenuhi kebutuhan energi.
 Hubungan kerjasama parasitisme ditandai dengan adanya satu pihak yang mendapat keuntungan dan pihak lainnya akan dirugikan. Organisme yang memperoleh keuntungan dari interaksi parasitisme tersebut disebut sebagai parasit. Sedangkan organisme yang dirugikan disebut inang. Ada dua jenis parasit, yaitu endoparasit dan ektoparasit.

o Endoparasit : adalah organisme yang hidup di dalam jaringan atau tubuh inang.
Contoh : Cacing Ascaris lumbricoides yang hidup dalam usus halus.



Gambar : Cacing Ascaris lumbricoides yang hidup dalam usus halus babi merupakan endoparsit, karena cacing hidup berada dalam usus babi. hubungan parsitisme seperti ini disebut dengan endoparasitis
o Ektoparasit : adalah parasit yang hidup dipermukaan tubuh inangnya atau hanya menempel sementara.
Contoh : Nyamuk yang menghisap darah manusia



• Gambar : Nyamuk yang menghisap darah manusia, merupakan contoh dari hubungan parasitisme karena nyamuk hanya menempel sementara dalam tubuh inang. Penyakit demam berdarah disebabkan oleh salah satu jenis virus yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

• 2. Hubungan Komensialisme
• Hubungan kerjasama ini hanya menguntungkan satu pihak namun pihak organisme lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan. Contoh; tanaman tanduk rusa yang menempel pada pohon. tanaman tanduk rusa mendapatkan tempat hidup dan cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, sedangkan pohon tidak dirugikan dan juga tidak diuntungkan.
o

(a) (b)
Gambar : (a) Tanaman tanduk rusa (b) dan anggrek yang hidup menempel di pohon merupakan hubungan yang bersifat komensialisme
• Hubungan kerjasama ini hanya menguntungkan satu pihak namun pihak organisme lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan. Contoh; tanaman tanduk rusa yang menempel pada pohon. tanaman tanduk rusa mendapatkan tempat hidup dan cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, sedangkan pohon tidak dirugikan dan juga tidak diuntungkan.

3. Hubungan Mutualisme
Sifat hubungan mutualisme menunjukkan kerja sama (simbiose) dua spesies yang saling menguntungkan satu sama lain. Contoh dari hubungan sismbiosis mutualisme ialah hubungan antara pohon akasia jenis tertentu dari amerika Selatan yang disebut akasia tanduk sapi dengan semut. Semut ini memakan gula yang dihasilkan oleh kelenjar nektar pada pohon dan pada bagian beltian (bagian yang mengalami pembengkakkan dan kaya kandungan protein) yang tumbuh pada helai ujung daun.


Gambar : Hubungan Simbiosis mutualaisme yang terjadi antara semut dan pohon akasia, dalam gambar tampak bahwa semut sedang mengambil gula yang dihasilkan oleh kelenjar nektar pohon akasia
Sumber : BiologyWith Physiology Life on Earth, 2008
Pohon akasia tersebut di untungkan dari penampungan dan pemberian makan populasi semut yang suka berkelahi ini. Semut suka menyerang pengganggu pohon akasia, ia memotong vegetasi sekitarnya yang tumbuh dekat dengan dedaunan akasia. Penelitian menunjukkan dengan diusirnya semut dari pohon akasia, pohon tersebut mengalami kematian. Hal ini terjadi karena pohon akasia tidak dapat bersaing dengan vegetasi lain.
Hubungan kerjasama tidak selamanya harus terjadi. Hubungan yang saling menguntungkan namun tidak mutlak terjadi dikenal dengan istilah sinergisme misalnya, hubungan bakteri Lactobacillus sp. yang hidup dalam saluran pencernaan manusia. Baik Lactobacillus sp. ataupun manusia dapat hidup sendiri-sendiri namun akan lebih menguntungkan apabila mereka hidup bersama-sama.
c. Interaksi antara komponen biotik dan abiotik
Dalam ekosistem, interaksi antara komponen biotik dan abiotik terjadi dari tingkat individu hingga biosfer. Interaksi komponen biotik dengan abiotik misalnya pada penggunaan oksigen untuk pernapasan dan penyerapan sinar matahari oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Berdasarkan peranannya dalam ekosistem, suatu individu atau populasi dibendakan menjadi empat kelompok, yaitu:
o Produsen
Produsen (organisme autotrof) adalah organisme yang menyusun senyawa organik atau membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari. Organisme yang tergolong produsen meliputi organisme yang melakukan fotosintesis, yaitu tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri serta ganggang hijau dan biru.
o Konsumen
Konsumen (organisme hetrotrof) adalah organisme yang tidak mampu menyusun senyawa organik atau membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi makanannya, organisme ini bergantung pada organisme lain, hewan dan manusia tergolong pada kelompok konsumen.


Gambar : Dengan memakan rumput, Kelinci berperan konsumen
o Dekomposer
Dekomposer (pengurai) merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme yang memperoleh makanan atau bahan organik yang kompleks terurai menjadi zat-zat yang lebih sederhana kemudian dapat dimanfaatkan kembali oleh produsen. Organisme yang termasuk pengurai adalah jamur dan bakteri.

Gambar : Buah yang telah busuk karena jamur dan bakteri
Sumber: http//118.98.213.22/aridata_web/e-dukasi/pp_full

o Detritivor
Detritivor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik atau detritus. Detritrus merupakan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan. Organisme detritivor antara lain cacing tanah, siput, keluwing, bintang laut, dan kutu kayu.

(a) (b)
Gambar : (a) Cacing dan (b) Bekicot yang berperan sebagai dekomposer tanah


Komponen Ekosistem

Berdasarkan sifatnya, ekosistem tersusun atas dua komponen utama yaitu :

• a. Faktor Biotik

Faktor biotik adalah faktor yang meliputi semua makhluk hidup di bumi.
• Dalam ekosistem tumbuhan berperan sebagai produsen; hewan berperan sebagai konsumen; dan mikroorganisme berperan sebagai pengurai. Faktor biotik juga meliputi tingkatan organisasi dalam ekologi yang meliputi : individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.

• Individu merupakan organisme yang hidup berdiri secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya. jadi individu merupakan sebutan untuk satu makhluk hidup tunggal, misal sebatang padi, seekor harimau, dll.


Gambar : Satu inividu Harimau Sumatera (Panthera tigris)

• Populasi merupakan kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.


Populasi Sapi Brahman di peternakan di Bila kabupaten Sidenreng Rapang Sulawesi Selatan
pada bulan januari 2008sejumlah 6000 ekor.

• Contohnya; populasi monyet di kebun binatang Surabaya, Jawa Timur pada bulan januari-maret 2008 sebanyak 30 ekor. Populasi dapat berubah setiap saat. Perubahan populasi dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan ukuran dalam populasi disebut dinamika populasi

• Komunitas merupakan kumpulan dari beberapa populasi yang berbeda dari hewan dan tumbuhan yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.

Gambar: Populasi Kerbau, populasi burung dan rumput yang membentuk komunitas


•Ekosistem merupakan satu kesatuan makhluk hidup dengan lingkungannya atau merupakan hubungan timbal balik antara biotik dan abiotik yang saling mendukung kehidupan makhluk hidup tersebut di suatu wilayah, contoh ekosistem hutan gugur, ekosistem padang rumput.


Gambar: Salah satu contoh ekosistem buatan yaitu ekosistem sawah


• Bioma, adalah salah satu komunitas utama dunia, diklasifikasikan berdasarkan vegetasi yang dominan dan ditandai oleh adaptasi organisme terhadap lingkungan tertentu tersebut. Bioma merupakan gabungan antara faktor biotik dan abiotik. Jadi bioma merupakan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Bioma secara garis besar terbagi berdasarkan letak geografis wilayah tersebut.


b. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia yang mempengaruhi ekosistem. Misalnya:
•Air
Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji. Bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain misalnya transportasi, mandi, memasak, dan merupakan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan bebatuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
•Suhu
Suhu merupakan salah satu syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. Missal : Pingguin hanya bisa hidup di kutub utara yang memilki suhu 00C sampai minus 150C.
•Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara Global karena matahari menentukan suhu lingkungan. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
•Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi oranisme darat. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
• Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan, juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. Misal : angin membantu pemencaran biji tumbuhan paku-pakuan, membatu penyerbukan bunga rumput, dll.

Selain yang disebutkan di atas masih banyak lagi contoh lain dari faktor abiotik yang merupakn komponen penyusun ekosistem, dapatkah kalian menyebutkannya ???

Laporan Prakerin

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah program dalam pendidikan yang dirancang untuk menguasai kemampuan kejuruan, sehingga siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya ini siap mengemban tugas jika sewaktu – waktu tenaganya dibutuhkan.
Prakerin adalah bagian dari mata pelajaran kejuruan yang secara teoritis materinya setelah disajikan dalam bentuk praktek, dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan yang ada disekolah. Prakerin di jadikan sebagai prasyarat bagi seorang siswa untuk memperoleh bekal khususnya dibidang kejuruan yang dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja dalam bidang keindustrian.
Permintaan tempat industri rumput laut yaitu tempat Buluri Indah mengapa ditempatkan disana? karena pertumbuhan rumput lautnya sangat bagus dan semakin meningkat dan sering terkontrol sehingga rumput lautnya semakin luas. Rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik, obat-obatan,makanan,dan minuman.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri
1. Memberikan pengalaman lapangan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis dilapangan.
2. Memberikan pengetahuan keterampilan sikap dan tingkah laku yang bermanfaat bagi siswa untuk membina dan mengembangkan kejujuran.
3. Memberikan bekal kepada siswa setelah menjadi seorang tenaga kerja.
1.3 Pelaksanaan prakerin
Prakerin / PSG adalah suatu bentuk pelayanan pendidikan keahlian profesional yang mendukung secara sistematik program pendidikan disekolah melalui kegiatan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja langsung didunia usaha , terarah untuk mencapai suatu langkah keahlian profesional dan kemandirian dalam bidang tertentu.
Pelaksanaan prakerin ini dilaksanakan pada tanggal 6 Juli – 6 Oktober 2009. Yang bertempat di Buluri Indah

1.4 Kegunaan Praktek Kerja Industri
1. Memperoleh pengalaman yang berkenaan dalam dunia bisnis.
2. Mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan pengolahan Prakerind dilapangan.
3. Memperlajari cara membudidayakan rumput laut.





















BAB II
PROSES KEGIATAN
2.1 Sejarah singkat tempat prakerin
Yang melatar belakangkan berdirinya budidaya rumput laut oleh kelompok burung laut pada 2 tahun lalu tepatnya bulan juli 2007.pada saat itu terjadinya musim paceklik ( tidak menentu ) yang berkepanjangan dari kami yang berprofesi sebagai nelayan Pancing yang tidak memiliki penghasilan yang tidak mencukupi kebutuhan kami sekeluarga, bertepatan pula pada saat itu terjadi prokontra antara nelayan pemancing dengan pebagan. Dengan demikian tersebut terjadi alternatif pemikiran sehingga dengan secepat waktu atau mungkin kami berkesimpulan mengambil langkah untuk menjadi petani budidaya rumput laut dengan alasan atau dasar pemikiran yang didasari oleh factor ekonomi sehingga dari kami ikut bergabung sekaligus terdaftar sebagai anggota koperasi Gapura palu dengan membentuk kelompok yang beranggotakan setiap kelompok 5 0rang kemudian selanjutnya kami mengajukan permohonan ke BANK MANDIRI dengan bentuk modal infestasi dengan hanya jaminan BPKB motor selanjutnya dengan permohonan yang di ajukan lewat mitra kerja koperasi Gapura sebagai kaki tangan dari BANK MANDIRI yang mengurusi administrasi anggota ke atas dan ke bawah.setelah itu turunlah peninjauan dari tim perbankkan (BANK MANDIRI) yaitu peninjauan alam lokasi, anggota dan jaminan.Dalam hal ini ketiga persyaratan tersebut memungkinkan, maka pada saat itu turunlah bantuan infestasi tersebut dengan bahan baku antara lain :
1. Tali jangkar perorangan 2 rol
2. Tali ris perorang 2 rol
3. Tali bentangan perorang 2 rol




2.1 Uraian kerja
2. 2. 1 Pemilihan Lokasi Jenis Eucheuma
Pemilihan lokasi budidaya rumput laut sebaiknya memperhatikan kondisi dasar perairan yang baik yaitu pasir bercampur tanah, batu dan terumbuh karang. Di mana tingkat kejernihan air berkisar antara 28- 34 (salinitas nilai optimum 33PPT) dengan salinitas (nilai optimum 33PPT) dengan suhu 25-27 °c Pergerakan air yang baik antara 20- 40 perdetik Kedalaman air yang paling bagus yaitu semakin dalam semakin bagus patokannya antara 745 m. lokasi aman dari jalur pelayaran dan aman dari kaki tangan manusia. Kotoran dan sampah-sampah pencemaran yang terbanyak dari darat dan dari sungai sebagai pencemaran air laut.

2.2 .2. Sebelum Penanaman
Sebelum melakukan penanaman perlu di lakukan pemeliharaan bibit dan memilih bibit yang subur, warnanya cerah, mempunyai percabangan yang banyak dan rimbun tekstur halus, tidak terdapat bercak dan thallus yang terkelupas.Memotong ranting yang ketiga dari atas sampai kebawah dengan meninggalkan batang, Bibit di ambil dari lokasi pembibitan. Ada cara penanganan bibit dalam pengangkutan yaitu bibit di angkut dengan perahu, lalu tetap pada tempat yang berair ( air laut) dengan menggunakan alat perlindungan/ pengalas.cara penyimpanan bibit sebelum ditanam yaitu pada tempat yang terlindung dengan menggunakan pengalas atau di masukan dalam karung dan di rendam kembali di laut.

2. 2. 3 Penanaman
Dalam proses penanaman metode yang kami gunakan yaitu metode long line. Jarak tanam antara 1½ meter atau 2 meter (bentangan)
antara titik 14 - 16 cm yang kami gunakan atau 20 cm Kelebihan dengan menggunakan sistem long line pada satu areal yang didukung oleh faktor
lingkungan, aman dari jalur pelayaran,aman dari kaki tangan manusia dengan kerja keras oleh yang bersangkutan. sedangkan kekurangan dari sistim long line dengan keterbatasan dana yang di miliki, keterbatasan pengadaan bibit yang dimiliki.
Ada beberapa keunggulan lain yang dimiliki eucheuma cottoni antara lain:
a. pemasaran lebih mudah
b. Harga lebih mahal
c. Kandungan karagenan lebih tinggi
d. Bau spesifik cenderung hilang
e- Dapat langsung di gunakan sebagai bahan baku
f. Thallus yang di miliki sangat rimbun

2. 2. 4 Gambar metode long line





2. 2. 5 Kelebihan Metode Long Line
Metode Long Line mempunyai kelebihan antara lain panjang areal mengikuti irama pantai,kemudian konstruksi bentangan mengikuti irama arus dan ombak. Selanjutnya metode ini dapat di pasang pada kedalaman ± 60 cm dari permukaan air pada saat air laut surut, dan yang paling bagus menurut pengalaman dan tehnis perikanan dengan kedalaman 5-35 meter. Juga metode long line tidak dapat di jangkau oleh semua orang kecuali menggunakan sampan berukuran besar. Long line mudah pekerjaannya dan praktis penggunaannya dengan menggunakan tali jangkar sebagai penahan dan setiap tali jangkar dilengkapi dengan pelampung untuk mempertahankan konstruksi yang tetap di atas permukaan air, kemudian tali ris berfungsi sebagai pengikat antar pelampung dengan pelampung lainnya. Kedudukannya sebagai pagar kebun. Kemudian ada tali bentangan berfungsi sebagai tempat tanaman bibit sekaligus menjadi pengatur jarak dan garis lurus, mudah dilihat dan dijangkau dengan jarak dekat maupun jarak yang jauh.

2. 2. 6 Kelemahan Metode Long Line
Adapun kelemahan metode long line yaitu dapat menggunakan bahan baku yang cukup besar dengan biaya yang tinggi ( harus pandai menggunakan alat secara ekonomis ).

2. 2. 7 Proses Pengerjaan
Langkah langkah pengerjaan dalam pembuatan dan Sekaligus pembibitan rumput laut saat hari pertama kerja adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan
b- Memotong ban bekas menjadi 2 bagian sebagai pengikat jangkar
c. Mengikat batu dengan ban bekas sebagai jangkar
d. Membentangkan tali media untuk membuat lokasi ukuran 60 X 40 m
e-Tali gantungan di masukan di tali bentangan dengan ukuran 2O cm untuk gantungan bibit
f. Memilih dan memotong bibit rumput laut yang rimbun percabangannya
g. Sebanyak 1500 titik pada 6 tali bentangan
h. Batu yang sudah jadi jangkar ditempatkan di sudut dan meletakkan pelampung utama.
i. Setelah lokasi atau lahan budidaya jadi, bibit rumput laut di bawah ke lokasi di mana di antara rumput laut harus diletakkan pelampung aqua berjarak sekitar 3 hingga 4 meter setelah penanaman selesai rumput laut tersebut hanya membutuhkan proses pertumbuhan dengan pemeliharaan perawatan dan pembersihan.

Selama praktek kerja industri kami menanam bibit rumput laut sebanyak 14.45 titik dengan 59 tali bentangan, 3 ton rumput laut yang di turunkan I di tanam, selama 50 hari pemeliharaan, saat pemanenan hasil yang dicapai dari 3 ton menjadi 10 ton hasil panen produksi.

2. 2. 8 Pemeliharaan
Dalam proses pertumbuhan thallus rumput laut memerlukan perawatan, pemeliharaan dan pembersihan dengan memperhatikan faktor sampah, rumput dan kayu - kayuan yang bertebaran di lokasi yang dapat menghambat pertumbuhan thallus, memperhatikan pelampung- pelampung pengaman bibit, pembersihan lewat tali ris, tali bentangan, khususnya rumput laut itu sendiri dengan faktor memperhatikan lumut, tali- tali dan penyakit ice- ice.Saat proses pemeliharaan, perawatan dan pembersihan,bibit sering terserang penyakit ice - ice. Berbagai macam penyakit disebabkan oleh curah hujan, arus yang membawa busa air, air
kuala yang membawa sampah dan kotoran Cara mencegah adanya penyakit ice- ice yaitu dengan cara penenggelaman bibit antara 75 cm - 1m dan dengan cara memotong bagian thallus yang terserang penyakit ice – ice

2. 2. 9 Panen dan Pasca Panen
Saat panen, umur pemanenan produksi sekitar 45- 50 hari sedangkan umur panen bibit sekitar 25- 35 hari,metode panen bertahap, tergantung dari sistem penanaman, panen secara bertahap langsung di angkat dengan tali bentangan kalau minimal 60 bentangan bisa di panen minggu ke 3, panen dengan tali bentangan di masukkan ke dalam penampungan dengan menggunakan pengalas dalam sistim pemeraman ( di anginkan) selama 1 hari 1 malam atau 2 hari 2 malam langsung ke pengeringan setelah airnya sudah kering atau tidak ada. Adapun yang harus dilakukan untuk mengetahui Rumput laut yang sudah kering adalah:
1. Untuk mengetahui rumput lautnya dalam bentuk kering dengan melihat bila satu - satu garamnya bermunculan,menandakan bahwa rumput lautnya sudah kering
2. Dengan cara memegang, bila rumput laut tersebut dipegang kemudian tidak ada lagi rasa basa itu belum kering, bila tidak melekat lagi ditangan itu menandakan sudah kering
3. Melihat kecerahan dan kejernihannya dengan perkiraan 97oc
Pengepakan sebaiknya menggunakan karung bersih/ karung baru, penyimpanannya pada tempat yang bersih yang terlindung dari panas dan udara / angin (digudangkan) pemasarannya terbuka (bagus) dengan harga yang tinggi dengan permintaan dunia dan pasar yang cukupb esar.

2.2 Faktor pendukung
Lokasi budidaya sebaiknya berdekatan dengan sarana dan prasarana perhubungan yang memadai untuk memudahkan dalam pengangkutan bahan, bibit, hasil panen pemasaran hasil panen-Kondisi social masyarakat yang kondusif memungkinkan berkembangnya usaha budidaya rumput laut antara lain :
1. Lokasi, areal/ tempat
2. Aman dari jalur pelayaran
3. Aman dari kaki tangan manusia
4. Ketersediaan bibit
5. Arus
6. Suhu
7. Alat dan bahan
8. tenaga kerja
9.Sarana, prasarana dan kondisi sosial masyarakat. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan lokasi budidaya rumput laut adalah sebagai berikut :
a. Rumput laut
b. Refraktometer
c. Thermometer
d. Pelampung
e. Talijangkar
f. Tali ris
g. Tali bentangang/ gantunganb ibit

2.3 Faktor penghambat
Adapun faktor penghambat yang kami dapatkan dalam prakerin tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Perubahan suhu air
2. Perubahan salinitas akibat hujan
3. Tidak tersedianya alat untuk mengukur suhu,salinitas, kecerahan air
4. Kotoran dari pembuangan masyarakat
5. Permukaan air yang kotor
6. Substrat yang kurang baik untuk rumput laut



















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pengalaman yang didapatkan penulis selama praktek kerja industri sampai penyusunan laporan ini penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari kegiatan praktek kerja industri (Prakerin), penulis dapat melihat langsung serta dapat mempraktekan sendiri bagaimana cara kerja yang baik dalam suatu perusahaan dengan memperhatikan kedisiplinan waktu maupun pekerjaan.
2. Dengan adanya data dalam laporan ini, maka kita sudah dapat membandingkan antara teori dan praktek ditempat melaksanakan kegiatan prakerin.

B. SARAN-SARAN
1. Penulis berharap pelaksanaan yang akan datang diutamakan kedisiplinan para siswa dalam melaksanakan Prakerin.
2. Para guru pembimbing dapat mengarahkan siswa dengan lebih baik.
3. Kerja sama antar sekolah dan industri lebih ditingkatkan lagi agar apa yang kita harapkan dapat dicapai.